Email Hosting

Gerakan Muda Nias Indonesia Menolak Minimarket Alfamidi di Kabupaten Nias Selatan


MMO | www.matamedia.online Medan, 13 Januari 2020 Ketum DPP GEMANI mengkonsolidasi penolakan terhadap minimarket Alfamidi Sudirman Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara  karena dapat mematikan usaha kecil masyarakat.

Kristianus Dakhi Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Muda Nias Indonesia (DPP GEMANI) bahwa penolakan gerai minimarket Alfamidi Teluk Dalam tersebut, adalah karna mengancam para pelaku usaha kecil menengah UKM, yang mengarah pada usaha masyarakat kecil.

Ungkap Kristianus Dakhi, Menurut kami, hadirnya Alfamidi di wilayah Kab. Nias Selatan dinilai akan berimbas juga pada Budaya leluhur Ono Niha yang di kenal sebagai falsafah hidup ono niha yang berarti saling menghargai, mengangkat harkat, serta toleransi, dan menjunjung nilai nilai budaya budi luhur nenek moyak.

Selain bertentangan dengan nilai-nilai budaya budi luhur nenek moyang Nias Selatan, GEMANI juga menilai hadirnya Alfamidi berpengaruh pada omset para pedagang kaki lima. Sebab, jaringan toko minimarket Alfamidi tersebut sangat berpotensi untuk memonopoli perekonomian masyarakat Nias Selatan, hal ini dapat sangat meresahkan masyarakat Nias Selatan. Terutama pedagang eceran, pedagang kaki lima seperti, "ina-ina” (Ibu-ibu pedagang kecil) 

Dikatakan Kristianus Dakhi, hadirnya Alfamidi memang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, akan tetapi supermarket/minimarket tersebut juga dapat menghancurkan perekonomian UMKM, PKL serta masyarakat lokal.

Seharusnya yang dipikirkan Pemerintah Kab. Nias Selatan yaitu; menggenjot para pelaku usaha lokal, agar dapat mewujudkan ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan kearifan lokal. Dengan begitu kesejahteraan dapat terwujud tanpa intervensi dari kaum Kapitalis dan neoliberalisme,” katanya.

Untuk itu, Kristianus Dakhi meminta seluruh pemuda, mahasiswa, serta masyarakat Kab Nias Selatan bahu membahu untuk menolak kehadiran Alfamidi yang potensinya dapat melahirkan monopoli perdagangan di Nias Selatan. Dikarenakan juga sudah banyak daerah-daerah lain yang menjadi contoh dengan kehadiran alfamidi, usaha kecil mengalami kesulitan untuk bersaing dengan alfamidi. Maka harus ada tindakan tegas kepada alfamidi di daerah Kab. Nias Selatan, sebelum terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan semakin buruk kedepannya bagi usaha kecil dan masyarakat umumnya.

Nias selatan ini harus sejahtera masyarakatnya, sebagaimana cita-cita UUD 1945 dan Pancasila,” imbuhnya.

Kab. Nias Selatan belum tepat dijadikan era ekonomi modern. Sebab, kota tersebut masih melekat dengan nuansa kerakyatan. ”Artinya pangsa pasar masih disini oleh rakyat dengan ekonomi menengah kebawah. Marih kita jaga dengan membangkitkan ekonomi rakyat, sebab kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab negara dalam hal ini Pemkab yang patut pro aktif,” pungkasnya. [red.dachi]

Subscribe to receive free email updates: